Wednesday, March 27, 2019

Pengertian Aqidah Syariah dan Akhlaq



1. Pengertian Aqidah.


Kata akidah atau i’tiqod secara bahasa berasal dari kata al ‘aqdu yang artinya berputar sekitar makna kokoh, kuat, dan erat. Adapun secara istilah umum, kata akidah bermakna keyakinan yang kokoh akan sesuatu, tanpa ada keraguan. Jika keyakinan tersebut sesuai dengan realitas yang ada maka akidah tersebut benar, namun jika tidak sesuai maka akidah tersebut bathil.

Setiap pemeluk suatu agama memiliki suatu akidah tertentu. Namun kebenaran akidah hanya ada dalam islam. Karena dia bersumber dari Dzat yang Maha Mengetahui, yaitu Allah ta’ala. Sehingga karenanya tidak ada perbedaan antara akidah yang dibawa oleh para Nabi dari masa ke masa.

Adapun akidah yang bathil, mencakup semua akidah yang bertentangan dengan wahyu. Yaitu akidah yang hanya bersumber dari akal manusia, atau berasal dari wahyu namun dirubah dan diselewengkan. Seperti akidahnya orang yahudi bahwa Uzair adalah anak Allah, atau akidahnya orang Nashroni bahwa Al Masih adalah anak Allah, atau akidah syiah yang berkeyakinan bahwa Allah menyesal setelah berkehendak, yang dinamakan akidah bada’.

Dalam definisi syar’i, akidah dalam agama islam bermakna masalah masalah ilmiyah yang berasal dari Allah dan Rosulnya, yang wajib bagi setiap muslim untuk meyakininya sebagai pembenaran terhadap Allah dan Rosul Nya.

Meskipun kata akidah dalam hal ini merupakan istilah baru yang tidak dikenal dalam Al Qur’an maupun Sunnah, namun para ulama menggunakan istilah ini. Yang menunjukan kebolehan penggunaan istilah ini. Toh, tidak ada masalah dalam penggunaan istilah jika maknanya dipahami.


Diantara para ulama yang menggunakan istilah ini adalah Imam Al Laalakaai (418 H) dalam kitabnya Syarhul ushul I’tiqod ahlu sunnah wal jama’ahkemudian Imam As Shobuni (449 H) dalam kitabnya Aqidas Salaf Ashaabul Hadits.


2. Pengertian Syariah.

Syariat adalah segala hal yang diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW dalam bentuk wahyu yang ada dalam al quran dan sunnah. Semua kata ini berarti jalan menuju kesumber air yakni jalan kearah sumber kehidupan. Kata kerjanya adalah Syara’a yang berarti menandai atau menggambar jalan yang jelas menuju sumber air. Ia bukan hanya jalan menuju keridhaan Allah SWT, yang Maha Agung melainkan juga jalan yang diimani oleh seluruh kaum muslimin sebagai jalan yang dibentangkan oleh Allah SWT Sang Pencipta itu sendiri, melalui utusan-Nya, nabi Muhammad SAW.

Kata syariat sering diungkapkan dengan syariat Islam, yaitu syariat penutup untuk syariat agama agama sebelumnya, karena itu syariat Islam adalah syariat yang paling lengkap dalam mengatur kehidupan keagamaan dan kemasyarakatan, melalui ajaran Islam tentang akidah, ibadah, muamalah dan akhlak.

Pengertian syariah menurut Muhammad Salam Maskur, dalam kitabnya al Fiqh al-Islamy. Salah satu makna syariah adalah jalan yang lurus.  Firman Allah SWT dalam surat Al-Jatsiyah ayat 18 disebutkan :

ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَىٰ شَرِيعَةٍ مِنَ الْأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ

kemudian kami jadikan engkau diatas perkara yang disyariatkan maka ikutilah syariat itu dan janganlah engkau ikuti hawa nafsu orang orang yang tidak mengetahui”. (QS. Al Jatsiyah :18).

Dari ayat ini jelas bahwa : syariah itu dari Allah SWT, syariah itu harus diikuti dan syariah tidak memperturutkan hawa nafsu.

Menurut istilah para ulama, syariah adalah hukum hukum yang ditetapkan Allah SWT untuk hamba hambanya yang dibawa oleh salah seorang nabinya yaitu nabi Muhammad SAW , baik hukum hukum tersebut berhubungan dengan cara tingkah laku, yaitu disebut dengan hukum hukum cabang (furu). Untuk hukum hukum semacam ini dihimpunlah ilmu fiqih.

Dalam perkembangannya selanjutnya kata syariah lebih ditujukan penggunaanya untuk hokum islam yang bersifat praktis (amali).

Pengertian syariat islam dapat dibagi menjadi 2, yaitu pengertian luas dan sempit.

Arti Luas syariat islam meliputi semua bidang hukum yang telah disusun dengan teratur oleh para ahli fiqih dalam pendapat pendapat fiqihnya mengenai persoalan dimasa mereka, atau yang mereka perkirakan akan terjadi kemudian, dengan mengambil dalil dalil langsung dari Al Quran dan Al Hadist atau sumber pengambilan hukum seperti : Ijma, qiyas, istihsan, istish-hab, dan mashlahah mursalah.

Arti Sempit adalah hukum hukum yang berdalil pasti dan tegas, yang tertera dalam al quran, hadist yang shahih atau yang ditetapkan oleh ijma.


3. Pengertian Akhlaq.

Disebutkan bahwa akhlak adalah buah dari keimanan dan keistiqomahan seseorang dalam menjalankan ibadah baca istiqomah dalam islam dan cara agar tetap istiqomah dijalan Allah). Akhlak yang kita ketahui tersebut memiliki pengertian baik secara bahasa maupun secara istilah. Selain itu ada beberapa ulama yang juga menjabarkan pengertian akhlak sebagaimana ibnu Miskawaih menyebutkan bahwa akhlak adalah keadaan jiwa atau sifat seseorang yang medorong melakukan sesuatu tanpa perlu mempertimbangkannya terlebih dahulu.
·       
          Secara bahasa.
      Kata akhlak secara bahasa verasal dari bahasa Arab “Al Khulk” yang diartikan sebagai perangai, tabiat. Budi pekerti, dan sifat seseorang. Jadi akhlak seseorang diartikan sebagai budi pekerti yang dimiliki oleh seseorang terkait dengan sifat-sifat yang ada pada dirinya. 
·       
          Secara istilah.
   Kata akhlak menurut istilah khususnya dalam islam diartikan sebagai sifat atau perangai seseorang yang telah melekat dan biasanya akan tercermin dari perilaku orang tersebut. Seseorang yang mmeiliki sifat baik biasanya akan memiliki perangai atau akhlak yang baik juga dan sebaliknya seseorang yang memiliki perangai yang tidak baik cenderung memiliki akhlak yang tercela.

Golongan Akhlak :
Akhlak sendiri dibedakan menjadi dua golongan yakni akhlak terpuji atau akhlakul karimah dan akhlak tercela atau akhlakuk mazmumah.
·        Akhlak Terpuji.
   Diantara beberapa akhlak terpuji yang seharusnya dimiliki oleh seorang muslim adalah kesopanan, sabar, jujur, derwaman, rendah hati, tutur kata yang lembut dan santun, gigih, rela berkorban, adil, bijaksana,tawakal dan lain sebagainya. Seseorang yang mmeiliki akhlak terpuji biasanya akan selalu menjaga sikap dan tutur katanya kepada orang lain dan merasa bahwa dirinya diawasi oleh Allah SWT.
·         
       Akhlak tercela.
   Akhlak tercela adalah akhlak yang harus dijauhi oleh muslim karena dapat mendatangkan mudharat baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Contoh akhlak tercela diantaranya adalah dusta (baca bahaya berbohong dan hukumnya dalam islam), iri, dengki, ujub, fitnah, sombong, bakhil, tamak, takabur, hasad, aniaya, ghibah, riya dan sebagainya. Akhlak yang tercela sangat dibenci oleh Allah SWt dan tidak jarang orang yang memilikinya juga tidak disukai oleh masyarakat. 

Keutamaan Akhlak Dalam Islam.
Telah disebutkan sebelumnya pengertian tentang akhlak dan sebagai umat muslim kita tahu bahwa akhlak memiliki kedudukan yang tinggi dalam agama islam. Beberapa keutamaan mmeiliki akhlak yang terpuji antara lain
·        Berat timbangannya diakhirat.
   Seseorang yang memiliki akhlak terpuji disebutkan dalam hadits bahwa ia akan memiliki timbangan yang berat kelak dihari akhir atau kiamat dimana semua amal manusia akan ditimbang, 
       sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut :
Tidak ada sesuatu yang diletakkan pada timbangan hari kiamat yang lebih berat daripada akhlak yang mulia, dan sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa mencapai derajat orang yang berpuasa dan shalat. [HR Tirmidzi 
·        Dicintai Rasul SAW.
      Rasul SAW diutus tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia didunia. Dan tentu saja Rasul SAW sendiri mencintai manusia yang mmeiliki akhlak yang baik. Dari Jabir RA; Rasulullah SAW  bersabda:
Sesungguhnya yang paling aku cintai dari kalian dan yang paling dekat tempatnya dariku di hari kiamat adalah yang paling mulia akhlaknya, dan yang paling aku benci dari kalian dan yan paling jauh tempatnya dariku di hari kiamat adalah yang banyak bicara, angkuh dalam berbicara, dan sombong. [Sunan Tirmidzi: Sahih]
·        Memiliki kedudukan yang tinggi.
     Dalam suatu hadits disebutkan bahwa seseorang yang memiliki akhlak dan budi pekerti yang mulia memiliki kedudukan yang tinggi diakhirat kelak. 
       Rasul SAW bersabda :
“Tidak ada kemelaratan yang lebih parah dari kebodohan dan tidak ada harta (kekayaan) yang lebih bermanfaat dari kesempurnaan akal. Tidak ada kesendirian yang lebih terisolir dari ujub (rasa angkuh) dan tidak ada tolong-menolong yang lebih kokoh dari musyawarah. Tidak ada kesempurnaan akal melebihi perencanaan (yang baik dan matang) dan tidak ada kedudukan yang lebih tinggi dari akhlak yang luhur. Tidak ada wara’ yang lebih baik dari menjaga diri (memelihara harga dan kehormatan diri), dan tidak ada ibadah yang lebih mengesankan dari tafakur (berpikir), serta tidak ada iman yang lebih sempurna dari sifat malu dan sabar". (HR. Ibnu Majah dan Ath-Thabrani)
·        Dijamin rumah disurga.
      Memiliki akhlak yang mulia sangat penting bagi seorang muslim dan keutamaan memiliki akhlak mulia sangatlah besar. Dalamsebuah hadits disebutkan bahwa Rasul menjamin seseorang sebuah rumah disurga apabila ia memiliki akhlak yang mulia. 
       
      Dari Abu Umamah ra; Rasulullah SAW  bersabda:
"Saya menjamin sebuah rumah tepi surga bagi orang meninggalkan debat sekalipun ia benar, dan sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang tidak berbohong sekalipun hanya bergurau, dan rumah di atas surga bagi orang yang mulia akhlaknya". [HR Abu Daud ]





No comments:

Post a Comment