Monday, April 15, 2019

Format Layanan Bimbingan Konseling



*Kognisi adalah pemahaman terhadapa pengetahuan.
*Afeksi adalah kasih sayang
*Psikomotori adalah mempelajari perbedaan individu dan kelompok.


FORMAT LAYANAN BIMBINGAN KONSELING

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
   Bimbingan dan Konseling merupakan pekerjaan pelayanan yang professional, yang menguraikan pemahaman, penanganan dan penyikapan tentang keadaan seseorang yang meliputi unsur kognisi, afeksi, dan psikomotori. Pekerjaan ini sangat penting sekali dalam dunia pendidikan, agar tercipta keserasian atau keharmonisan antara guru dengan siswa.
    Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 1 dan 6 : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,  kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
    Keberhasilan pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat ditentukan oleh program yang dirancang oleh konselor. Program ini dirancang oleh konselor dalam bentuk format kegiatan  bimbingan konseling. Format ini dibuat dalam berbagai bentuk yang mempunyai fungsi yang berbeda, baik itu pelaksanaan, langkah-langkah dan serta tujuan dari bentuk format kegiatan  bimbingan konseling.

B. Rumusan Masalah.
1.Bagaimakah bentuk Format kegiatan klasikal bimbingan dan konseling ?
2.Bagaimakah bentuk Format kegiatan kelompok bimbingan dan konseling ?
3.Bagaimakah bentuk Format kegiatan individual bimbingan dan konseling ?
4.Bagaimakah bentuk Format kegiatan lapangan bimbingan dan  konseling ?
5.Bagaimakah bentuk Format kegiatan jarak jauh bimbingan dan konseling ?
6.Bagaimakah bentuk Format kegiatan kolaboratif bimbingan dan konseling ?

C. Tujuan.
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuannya adalah untuk mendeskripsikan.
1.Bentuk Format kegiatan klasikal bimbingan dan konseling.
2.Bentuk Format kegiatan kelompok bimbingan dan konseling.
3.Bentuk Format kegiatan individual bimbingan dan konseling.
4.Bentuk Format kegiatan lapangan bimbingan dan konseling.
5.Bentuk Format kegiatan jarak jauh bimbingan dan konseling.
6.Bentuk Format kegiatan kolaboratif bimbingan dan konseling.


BAB II
PEMBAHASAN



A. Format Kegiatan Klasikal.
Format kegiatan klasikal yaitu suatu kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani klien dalam satu kelas. Misalnya jika ada suatu masalah yang timbul didalam suatu kelas, maka seorang konselor harus berperan untuk dapat membantu menyelesaikan masalah yang sedang terjadi tersebut, namun cara menyelesaikannya yaitu dengan cara dikumpulkan semua klien yang ada didalalam kelas tersebut karena masalah yang dihadapi itu akan didiskusikan secara bersama-sama dengan dibimbing oleh seorang konselor tersebut.
Menurut Santoso (2011:139) bimbingan kelas (klasikal) adalah program yang dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan para peserta didik di kelas. Secara terjadwal, konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada para peserta didik. Kegiatan bimbingan kelas ini bisa berupa diskusi kelas atau brain storming (curah pendapat). Layanan bimbingan klasikal mempunyai berbagai fungsi, antara lain sebagai berikut :
a. Dapat terjadinya interaksi sehingga saling mengenal antara Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor dengan peserta didik atau konseli.
b. Dapat sebagai wadah atau adanya media terjadinya komunikasi langsung antara Guru Bimbingan Konseling dengan peserta didik, khusus bagi peserta didik dapat menyampaikan permasalahan kelas atau pribadi atau curhat di kelas.
c. Dapat terjadinya kesempatan bagi Guru Bimbingan Konseling melakukan tatap muka, wawancara dan observasi terhadap kondisi peserta didik dan suasana belajar di kelas.
d. Sebagai upaya pemahaman terhadap peserta didik dan upaya pencegahan, penyembuhan, perbaikan, pemeliharaan, dan pengembangan pikiran, perasaan, dan kehendak serta prilaku peserta didik.

1.Pelaksanaan Bimbingan Klasikal.
Layanan bimbingan klasikal merupakan layanan dalam bimbingan dan konseling. Layanan bimbingan klasikal berbeda dengan mengajar. Layanan ini juga memiliki beberapa ketentuan dalam pelaksannanya. Adapun perbedaannya antara mengajar dan membimbing :

a. Layanan bimbingan klasikal bukanlah suatu kegiatan mengajar atau menyampaikan materi pelajaran sebagaimana mata pelajaran yang dirancang dalam kurikulum pendidikan disekolah, melainkan menyampaikan informasi yang dapat berpengaruh terhadap tercapainya perkembangan yang optimal seluruh aspek perkembangan dan tercapainya kemandirian peserta didik atau konseli.

b. Materi bimbingan klasikal berkaitan erat dengan domain bimbingan dan konseling yaitu bimbingan belajar, pribadi, sosial dan karir, serta aspek-aspek perkembangan peserta didik.

c. Guru mata pelajaran dalam melaksanakan tuganya adalah menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, dan tugas guru bimbingan dan konseling atau konselor adalah menyelenggarakan layanan bimbingan konseling yang memendirikan peserta didik atau konseli.

2. Langkah-Langkah Bimbingan Klasikal.
Untuk dapat melaksanakan layanan bimbingan klasikal secara baik, ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan sebagai berikut :

a. Melakukan pemahaman peserta didik (menentukan kelas layanan, menyiapkan instrument pemahaman peserta didik, pengumpulan data, analisis data, dan merumuskan pemahaman ).

b. Menentukan kecenderungan kebutuhan layanan bimbingan klasikal bagi peserta didik/konsli atas dasar hasil pemahaman peserta didik.

c. Memilih metode dan teknik yang sesui untuk memberian layanan bimbingan klasikal (ceramah-diskusi; atau ceramah-simulasi-diskusi, atau ceramah-tugas-diskusi ).

d. Persiapan pemberian layanan bimbingan klasikal dapat disiapkan secara tertulis merupakan suatu bukti administrasi kegiatan, dengan demikian materi layanannya disajikan secara terencana dengan harapan mencapai hasil yang optimal, sebab disusun atas dasar kebutuhan dan literature yang relevan.

e. Memilih sistematika persiapan yang dapat disusun oleh Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor, dengan catatn telah mencerminkan adanya kesiapan layanan bimbingan klasikal dan persiapan diketahui oleh Koordinator Bimbingan dan Konseling dan atau Kepala sekolah.

f. Mempersiapkan alat bantu untuk melaksanakan pemberian layanan bimbingan klasikal sesuai dengan kebutuhan layanan.

g. Evaluasi pemberian layanan bimbingan klasikal perlu dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses, tepat tidaknya layanan yang diberikan atau perkembangan sikap dan prilaku atau tingkat ketercapaian tugas-tugas perkembangan.

Secara umum aspek yang dievaluasi meliputi : kesesuaian program dalam pelaksanaan, keterlaksanaan program, hambatan-hambatan yang dijumpai, dampak terhadap kegiatan belajar mengajar, dan respon peserta didik personal sekolah, dan orang tua serta perubahan perkembangan peserta didik (tugas-tugas perkembangan) atau perkembangan belajar, pribadi, sosial, dan karirnya.

B. Format Kegiatan Kelompok.
Format kegiatan kelompok yaitu suatu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani sejumlah klien dalam bentuk kelompok melalui dinamika kelompok tersebut. Misalnya seorang konselor mengarahkan atau membimbing klien dalam sejumlah kelompok, yang ketika ada permasalahan diwaktu itu maka diselesaikan melalui secara kelompok, yang dibantu oleh seorang konselor yang sudah prefesional.
Prayitno (2008: 61) bahwa “Bimbingan kelompok adalah memanfaatkan dinamika untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan dan konseling, bimbingan kelompok lebih menekankan suatu upaya bimbingan kepada individu melalui kelompok”.

1.   Tujuan Konseling Kelompok meliputi :
a.    Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak.
b.    Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak.
c.     Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota kelompok.
d.    Mengentaskan permasalahan-permasalahan kelompok.

2.   Unsur Konseling Kelompok.
Dalam kegiatan konseling kelompok, terdapat beberapa unsur sehingga kegiatan tersebut disebut konseling kelompok. Adapun unsur-unsur yang ada dalam konseling kelompok yaitu :
a.Anggota kelompok, adalah individu normal yang mempunyai masalah dalam rentangan penyesuaian yang masih dapat diatasi oleh peimpin kelompok maupun anggota kelompok yang lainnya.
b.Pemimpin kelompok, adalah seseorang ahli yang memimpin jalannya kegiatan konseling kelompok. Konseling kelompok dipimpin oleh seorang konselor atau psikolog yang profesional dengan latihan khusus bekerja dengan kelompok.
c.Permasalahan yang dihadapi antar anggota konseling kelomppok adalah sama.
d.Metode yang dilaksanakan dalam konseling kelompok berpusat pada proses kelompok dan perasaan kelompok.
e.Interaksi antar anggota kelompok sangat penting dan tidak bisa dinomor duakan.
f.Kegiatan konseling kelompok dilaksanakan berdasar pada alam kesadaran masing-masing anggota kelompok dan juga pemimpin kelompok.
g.Menekankan pada perasaan dan kebutuhan anggota.
h.Adanya dinamika kelompok antar anggota kelompok dalam kegiatan konseling kelompok.
i.Ada unsur bantuan yang dilakukan oleh pemimpin kelompok.

C.  Format Kegiatan Individual.
Format kegiatan individual yaitu suatu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani klien secara perorangan. Dalam format individual ini, seorang konselor hanya menuntaskan pelayanan masalah yang dihadapi oleh seorang konselor tersebut, karena dengan pormat laayanan individual inilah seorang konselor bisa memberikan masukan-masukan, seperti memberikan masukan motivasi biar klien tersebut bisa mendiri.
Format layanan individual ini akan diaplikasikan kedalam layanan perorangan, yang mana seorang klien untuk menyelesaikan masalahnya diperlukan dengan cara bertatap muka antara konselor dan klien.
Dan disinilah perlu pemahaman konselor tentang pemahaman individu kliennya, yang mana Pemahaman individu merupakan awal dari kegiatan bimbingan dan konseling. Tanpa adanya pemahaman terhadap individu, sangat sulit bagi Guru Pembimbing untuk memberikan bantuan karena pada dasarnya bimbingan adalah bantuan dalam rangka pengembangan pribadi.
Adapun hal-hal yang perlu dipahami dari seorang individu dalam rangka pelaksanaan bimbingan dan konseling, adalah sebagai berikut :
1.Identitas diri, yaitu berbagai aspek yang secara langsung menjadi keunikan pribadi.
2.Kondisi jasmaniah dan kesehatan.
3.Kapasitas ( umum/Intligensi dan khusus/Bakau) dan kecakapan.
4.Sikap dan minat.
5.Watak dan tempramen.
6.Cita-cita sekolah dan pekerjaan.
7.Aktivitas social.
8.Hobi dan pengisian waktu luang.
9.Kelebihan atau keluarbiasaan dan kelainan-kelainan yang dimiliki.
10.Latar belakang keluarga siswa.

D.  Format Kegiatan Lapangan.
Format kegiatan lapangan yaitu kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani kepentingan kliennya melalui kegiatan diluar kelas atau lapangan. Misalnya : Seorang konselor itu harus berperan penting dalam mengarahkan dan membina kliennya untuk membantu meyelesaikan masalah yang sedang dihadapi kliennya, ketika kliennya itu berada diluar kelas atau diluar ruangan, konselor bisa menjumpai kliennya dilapangan mana saja, supaya masalah klien tersebut bisa diketahui dan diselesaikan.
Dalam hal ini kegiatan bimbingan konseling lapangan, bisa kita lakukan dengan cara Praktek Lapangan Bimbingan dan Konseling Luar Sekolah yaitu disebut dengan PLBK Luar Sekolah. Maksud dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan wawasan, keterampilan, dan sikap dari siswa atau klien tersebut. Dan disilah konselor atau guru bisa memberikan bimbingan dan konselingnya pada siswa atau kliennya tersebut.
Manfaat PLBK Luar Sekolah Bagi siswa tersebut adalah untuk dapat mencegah dan mengatasi terjadinya masalah-masalah pribadinya dalam bersosialisasi pada teman, guru, orang tua dan lain-lainnya, supaya anak tersebut dapat menjadi siswa yang suka bersosialisasi pada dilinkungan sekolah, dirumah dan masyarakat sekitar.

E. Format Kegiatan Jarak Jauh.
Format kegiatan Jarak Jauh yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani kepentingan siswa melalui media atau saluran jarak jauh, seperti surat dan sarana elektronik. Pada saat sekarang, alat elektronik merupakan peminat terbanyak diseluruh dunia dan mengalahkan surat sebagai alat kegiatan Jarak Jauh bimbingan dan konseling, dan  yang sering kita pakai sebagai alat elektronik penghubung dalam berkomunikasi adalah, seperti internet dan hp.
Disini Internet merupakan hal yang sangat dinikmati oleh orang dewasa, orang yang berusia lanjut, remaja dan termasuk anak-anak. Salah satu layanan Format kegiatan Jarak Jauh bimbingan dan konseling sebagai alat komunikasi antara konselor dengan konseli adalah sebagai berikut :
1.Layanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Video Conference.
Video Conference atau konferensi video merupakan bagian dari dunia teleconference. Video conference dapat diartikan sesuai dengan suku katanya, yaitu video = video, conference = konferensi, maka video conference adalah konferensi video dimana data yang ditransmisikan dalam bentuk video atau audiovisual. Videoconference adalah telekomunikasi dengan menggunakan audio dan video sehingga terjadi pertemuan ditempat yang berbeda-beda. Ini bisa berupa dua lokasi yang berebeda (point to point) atau mengikutsertakan beberapa lokasi sekaligus di dalam satu ruangan konferensi (multi-point).
Sudah tentunya untuk menjalankan layanan ini, pada masing-masing sekolah disediakan sarana internet, komputer dengan camera (webcam) atau laptop sebagai piranti utama untuk menjalankan program ini.
Melalui video conference ini antar konselor serta siswa/ konseli bisa bertatap muka secara langsung walaupun bersifat virtual, maka bentuk layanan yang bisa diupayakan adalah tergantung kreasi dari konselor itu sendiri. Bentuk layanan bimbingan dan konseling yang bisa diupayakan yaitu: layanan konsultasi, layanan informasi, layanan konseling individual, layanan konseling kelompok, beserta layanan lain yang bisa dikembangkan oleh masing-masing konselor dan sesuai dengan kebutuhan konseli.

2.Layanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Telepon.
Pada prinspinya, kita hidup dalam dunia yang selalu berkembang, istilah teelpon tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Bahkan benda tersebut sudah menjamur ke pelosok-pelosok negeri sebagai alat komunikasi canggih jarak jauh. Dan telepon merupakan pelayanan komunikasi yang sangat bagus dalam aspek pelayanan bimbingan dan konseling, yang merupakan suatu cara inovatif dalam mendukung sesuatu kegiatan layanan jarak jauh.
Telepon berasal dari suku kata “tele” artinya jauh dan “phone” artinya suara. Jadi telepon adalah suara jarak jauh. Seperti kita kenal di zaman yang semodern ini, bahwa telepon merupakan barang elektronik yang mempermudah telewicara dan pengiriman pesan secaraa otomatis. Dan oleh sebab itu, Layanan Bimbingan dan Konseling jarak jauh, bukan saja bekembang tetapi sudah banyak dipakai dan diminati oleh manusia seperti acara tv, vidio, internet, telepon, dan sebagainya.

F.  Format Kegiatan Kolaboratif.
Format kegiatan Pendekatan Khusus/Kolaboratif yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan atau masukan dan hal-hal yang bermanfaat kepada peserta didik tersebut. Kolaboratif dalam kamus bahasa indonesia sama dengan kolaborasi.
Jadi Kolaborasi adalah suatu bentuk kerjasama, interaksi, kompromi beberapa elemen yang terkait baik individu, lembaga dan atau pihak-pihak yang terlibat secara langsung dan tidak langsung yang menerima akibat dan manfaat. Nilai-nilai yang mendasari sebuah kolaborasi adalah tujuan yang sama, kesamaan persepsi, kemauan untuk berproses, saling memberikan manfaat, kejujuran, kasih sayang serta berbasis masyarakat.
Tujuan Kolaborasi.
1.Menjalin hubungan baik antar konselor, konseli serta pihak lain sehingga ketika terjadi permasalahan, maka dibutuhkan pihak ahli konselor untuk dapat melakukan penanganan bimbingan konseling.
2.Konselor mampu membantu siswa menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan baik.
3.Memberikan berbagai informasi bimbingan konseling yang dibutuhkan konseli, melalui ahli-ahli lain.




BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan.
1) Format kegiatan klasikal yaitu suatu kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani klien dalam satu kelas.
2) Format kegiatan kelompok yaitu suatu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani sejumlah klien dalam bentuk kelompok melalui dinamika kelompok tersebut.
3) Format kegiatan individual Yaitu suatu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani klien secara perorangan.
4) Format kegiatan lapangan yaitu kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani kepentingan kliennya melalui kegiatan diluar kelas atau lapangan.
5) Format kegiatan Jarak Jauh yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani kepentingan siswa melalui media atau saluran jarak jauh, seperti surat dan sarana elektronik.
6) Format kegiatan Pendekatan Khusus/Kolaboratif yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan atau masukan dan hal-hal yang bermanfaat kepada peserta didik tersebut.

B.   Saran.
Dari uraian tersebut di atas, asas bimbingan dan konseling merupakan hal yang sangat penting yang harus dipegang teguh oleh para konselor/ guru pembimbing dalam memberikan pelayanan pada konseli/ siswa. Maka dari itu penulis dapat memberikan saran kepada semua pihak yang terlibat sebagai pelaksana pendidikan atau bisa disebut sebagai seorang guru (pembimbing) dan calon guru (mahasiswa jurusan pendidikan), agar tetap selalu bertanggungjawab atas keberhasilan siswa dalam rangka mencetak kepribadian yang luhur. Dan bagi calon guru diharapkan mencari refrensi lain yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling, karena kami (penulis) merasa isi makalah ini ada kekurangan.


DAFTAR RUJUKAN

Santoso, Djoko Budi. 2011. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Malang: Gramedia Widia Sarana Indonesia.
Prayitno. 2008. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalia Indonesia.





No comments:

Post a Comment